Operator telekomunikasi kewalahan menghadapi serbuan masuknya Blackberry black market (BM) di pasar Indonesia. Hingga kini, sekitar 60-70 persen Blackberry yang masuk ke Indonesia adalah produk BM.
Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi mengakui, peredaran Blackberry BM di Indonesia sangat tinggi. "Jumlahnya sangat banyak, sampai triliunan," kata Heru, di Jakarta, Kamis (23/4).
Menurut Group Head Marketing PT Indosat Tbk Teguh Prasetya, operator harus berebut pasar dengan produk BM. Karena itu, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi dalam memasarkan Blackberry, terutama dalam segi harga.
"Ini buah simalakama. Harga Blackberry BM itu lebih murah dan kami mengakui cara mendapatkan produk BM juga lebih mudah," kata Teguh.
Padahal, lanjut Teguh, semakin tinggi pertumbuhan penjualan Blackberry resmi di Indonesia akan memicu turunnya harga smartphone ini. "Kalau pertumbuhannya tinggi, nanti harga Blackberry resmi juga akan turun," tuturnya.
Ia memaparkan, Blackberry resmi memiliki berbagai kelebihan antara lain memberikan kemudahan register, memiliki banyak variasi konten dan aplikasi, dan pelayanan purna jual.
"Kalau beli handset Blackberry tetapi Blackberry-nya tidak diaktifin, sama saja hanya bisa dipakai untuk SMS (pesan singkat)," ujarnya. Untuk itu, pihaknya dan operator lain akan gencar melakukan kampanye untuk pemakaian Blackberry resmi ke pasar.
Sumber :Kompas - Jumat, April 24
No comments:
Post a Comment