Tuesday, April 14, 2009

Animator Lokal Bikin Animasi Stop Motion Pertama untuk Yupi

Sudah lihat iklan permen kenyal (gummy candy) Yupi di televisi? Itu loh tebak-tebakan antara beberapa anak tentang hewan dua huruf, yang ternyata jawabannya adalah UdanG? Atau iklan lain yang bertema Buaya Darat? Lucu dan menggemaskan bukan?

Ada cerita menarik di balik iklan Yupi yang mengusung tema "kenyalnya bikin hepi" tersebut. Kedua iklan yang masing-masing berdurasi 30 detik itu dibuat dengan teknik stop motion, bukan animasi digital 3D. Dan untuk iklan TV, ini merupakan yang pertama di Indonesia.

Padahal jika dibandingkan animasi 3D, teknik stop motion ini lebih kuno, juga lebih mahal biayanya. Lalu mengapa produsen Yupi memilih teknik kuno tersebut untuk mengangkat produk permen kenyal barunya? Ternyata karena hasilnya lebih menarik, lebih ekspresif.

“Dengan teknik animasi, warna-warna Yupi tidak menonjol. Dengan stop motion, teksturnya lebih mengilap, yang tidak bisa didapat dengan (animasi) 3D. Apalagi variasi produk Yupi ada tiga, transparan, bersalut gula. Ini tekstur setiap jenisnya bisa terlihat,“ urai Yenny Siswanto (Account Director, Celcius Creative Communications). Yenny menjelaskan, keunggulan Yupi terletak pada aneka bentuk yang indah dan warna alami sehingga akan lebih indah jika produk Yupi sendiri yang dijadikan tokoh iklan.

“Dengan teknik stop motion, kita dapat merasakan dan menghidupkan karakter secara handmade. Semua karakter, seperti buaya, gigi, bibir, anjing laut, nanas, cacing, dibuat seperti hidup, termasuk gambar pohon dan rumah yang menjadi setting utamanya,” tambah Yenny.

Apa sih yang dimaksud dengan animasi stop motion? Ini pada dasarnya adalah teknik di mana obyek—boneka, model, atau gambar—digerakkan dengan tangan animator dengan cara memindahkan posisinya secara perlahan-lahan. Setiap gerakan itu kemudian direkam dengan kamera foto. Berikutnya, hasil foto disusun berurutan untuk mendapatkan efek bergerak dan hidup. Ini mirip teknik animasi klasik berbasis gambar.

“Gerakan dibuat dengan tangan, bukan animasi. Di-shoot tidak pakai film, tetapi pakai still digital camera. 25 frame untuk satu gerakan. (Ini) Karena mau dibuat frame per frame, yang jumlahnya ribuan, agar bisa disusun satu-satu. Kesulitannya, (permen) yang transparan. Harus kelihatan (teksturnya). Kalau pakai clay (tanah liat) tidak terlihat,“ cerita Ary Ong yang menghabiskan waktu 3 hari untuk shooting dan sekitar satu minggu untuk proses pascaproduksi.

“Ada tokoh Yupi yang dibuat dalam ukuran sesungguhnya, tetapi ada juga yang diperbesar. Dibuat layer per layer, “ kata Ary. “Pengambilan adegan (anak-anak) pakai HD (high definition). Untuk produk stop motion, pakai still camera, SLR. Online-nya pakai Flame,” tambahnya. “Originalitas stop motion itu menantang. Kalau animasi biasa, saja, buat modeling, dan lamanya cuma di rendering,” katanya lagi.

Menurut Juliwati Husman (Sales & Marketing Director, PT Yup Indo Jelly Gum), penayangan iklan Yupi dengan teknik stop motion di berbagai TV itu sudah membuahkan hasil. “Di minggu ketiga, ada peningkatan penjualan. Lumayan, di atas ekspektasi. Mungkin karena sudah lama tidak ada iklan (Yupi), maka peningkatannya langsung terlihat,” cerita Juliwati.


Sumber : Kompas - Kamis, April 9



No comments: