Wartawan itu kerjanya menulis. Kalau dosen mengajar dan mendidik. Nah, kalau anak-anak ya bermain. Karena itu memang dunianya.
Hal tersebut dikatakan dengan tegas oleh Sosiolog Imam Prasodjo dalam diskusi Pentingnya Bermain bagi Anak yang di Jakarta, Kamis (2/4). "Anak itu ya bermain. Tapi pertanyaannya, bagaimana bermain yang produktif itu?" kata Imam.
Menurut Imam, bermain yang produktif itu mesti mengajari anak tiga hal. Pertama, dengan bermain anak belajar peduli pada diri sendiri. Misalnya bermain make up atau berdandan. Ini bisa mengajari anak merawat dan menghargai dirinya sendiri, kata Imam.
Kedua, bermain bisa membuat anak peduli pada orang lain dengan lintas budaya, jarak dan waktu. Salah satu contoh kegagalan masa anak-anak adalah fenomena perusakan warisan budaya berupa bangunan sejarah. Ini karena pada masa anak kurang diajarkan untuk menghargai orang lain, kata dosen tetap FISIP UI ini.
Ketiga, dengan bermain anak akan peduli pada lingkungan. Taman bermain seharusnya menjadi wahana untuk mengurangi perilaku buruk, seperti bullying dan vandalisme. Misalnya, pada saat kelulusan anak-anak cenderung corat-coret, tidak hanya baju seragam yang dicoret tapi juga dinding, sesal Imam yang juga ketua Yayasan Nurani Dunia.
Sumber : Kompas - Jumat, April 3
No comments:
Post a Comment